26.6.08

Bukan “guru” tapi guru

           Seorang “guru” yang baik adalah pengalaman, tapi bukan berarti saya tidak membutuhkan seorang guru di sampingku. Guru yang dimaksud di sini yaitu guru seorang manusia. Bagaimana pun untuk memperolah “guru” saya harus dibimbing seorang guru. Bukan berarti juga seorang murid yang baik adalah murid yang selalu patuh pada guru. Murid yang baik itu, murid yang mampu menerjemahkan segala perilaku dan ucapan guru menurut akal kreatifnya, dengan begitu murid akan mempunyai suatu pemikiran yang lebih mendalam terhadap ilmu dibanding gurunya, entah kapan.

          Tidak mungkin seorang guru tidak mempunyai ajaran, seorang guru disebut guru karena ia mempunyai setitik ajaran
           
          Aku adalah setitik kapas ringan yang bebas, guru-guruku adalah matahari, gravitasi bumi, ketinggian dataran, air dan ombak, dan suhu bumi. Aku bergerak karena guru-guruku yang memberikan ajaran suatu angin. Aku terdiam jika guru-guruku menghendaki tidak memberikan ajarannya. Aku akan maju, berbelok, naik membumbung angkasa meraih awan-awan impian dengan harapan menggapai satu titik saja bintang keagungan.

          Entah apa jadinya aku, jika hidup tanpa tiupan ajaran? Akan jadi apa aku, jika terbang tanpa guru bukan “guru”?



buat Abdul Rivai

No comments: