29.6.08

Buat orang-orang di sekelilingku

Temanku
Kamu tidak perlu malu karena dirimu
Busungkan dada! Pancarkan akal!
Jangan impikan pikiran, berealisasilah

Sayangku
Jalanmu akan muncul
Berbalur sinar cinta
Jalur panjang nan rumit, bagiku
Bagimu? Tidak…..

Karibku
Titik akhir hidupmu di sana
Pijaklah, melangkah hapuskan titik-titik itu
Beryakinlah kamu buta padanya

Walau semua itu,
daun-daun keringpun tetap menari beria
Yakin bahwa tariannya berguna pada
setiap dasar yang dihinggapi

  • Buat teman, karib, dan sayangku.

siklus

Lima jam tadi aku sakit perut, tapi lima jam ke depan aku sembuh. Empat jam lagi aku akan pergi keluar dari kamar ini, dan sekitar tiga menit aku masuk kamar mayat. Barusan terdengar adzan isya dan tak lama kemudian berhenti senyap. Sehari lagi aku akan pergi dari padang pasir ini, tetapi tiga hari kemudian aku akan berada di padang pasir terkutuk ini. Sebentar aku menggaruk sela-sela jari kakiku, kemudian perhatianku tertuju kembali pada mesin ketik tua jahanam. Sebentar aku hidup tetapi mungkin sebentar lagi aku akan mati

Dosa Siapa?

Siapa indungmu?
Kurus hitam anakku
Dekil lusuh kusut tampakmu
Satu hari tanpa henti berteriak, mencoba melantunkan satu lagu
Oh iya! Kamu tak beralas?
Coba beri aku lantunan melodi indah bersatu
Parau bersuara teriak bermelankolis
Kenapa tak berbaju?
Ayolah bersemangat, berseri
Beri aku lagu, inspirasi bagiku
Biarkan orang-orang terganggu
Yang penting kamu berlagu
Lho kok! Berhenti...Kamu sakit?
”Sejak kemarin subuh belum makan Pak!”

---

Mengapa anak kecil harus berlagu diteriaki matahari menapaki panas aspal tanpa beralas kaki?
Kenapa orangtuamu dan orang-orang lain tega mengganggu jiwa kecilnya? Hanya untuk satu koin rupiah buat makan nasi.

Biarkan bapakmu cari duit, biarkan orang lain mengurus jika Emak-Bapakmu telah mati. Hiduplah bersama teman-teman kecilmu, biarkan beban-beban itu kami tanggung.
Dosa besar buat kami, membiarkanmu terus melangkah tak pasti.
Dosa besar bagi negeri, membiarkan hidup kecilmu tergerogoti dan MATI!

Sayang

Sayang ... sebutan itu tak pantas keluar dari mulutku untukmu/Lantunan suara, pandangan nanar bersinar/Kilauan putih kulitmu terpadu berbaur/Bermelankoli melantun satu lagu/Aku cemburu, cemburu karenamu telah terpesona/Otak jernih, idealisme, terfase memberi ruas/Aku malu/Kamu sangat bermadu/Segala asamu tertandu/Sulit bagiku menjadi tandu bagimu/Keraguan muncul beriring berjalan bergemerincing/Sayang... ucapan yang tak bisa menyatu terpadu dengan mulutmu!!

ROKI

Roki ganteng penuh percaya diri
berbicara lantang melenggang
mencoba menarik hati orang

Roki koleris berpropaganda berdiri
tegak berwibawa menjadikan
semuanya menunduk dan terhanyut
dalam bujuk

Roki gagah dan kuat meninju
jantung para cilik dan membungkam
semua beo polos nan jujur

Roki yang memiliki semuanya,
Tetap dan masih saja tertindas Sang Istri
menangis memohon remisi

27.6.08

Air matamu buatmu juga

Menangiskah kamu?/Apakah air matamu buatku?/Waktu kita pasti akan bersua/ Pedih dan sedih itu realita/Hidup kita masih panjang membentang/Puncak-puncak pun masih belum terpandang/Biarkan memori indah yang terpahit/Niscaya tuan waktu akan menghapus

Ini hanyalah debu kecil dari hidup/Banyak debu-debu lain yang lebih menyesakkan/Yang mungkin akan terhisap, merusak nafasmu, sedangkan jalan belum berujung/Jangan bungkuk! Bertegaplah!/Ikuti bayang meraba udara/Dunia ini tidak selalu indah

Maniak Interogasi

Sungguh tidak tahu!

Demi pencipta alam aku tidak tahu

Badan, jiwa, hasrat didera guntur

Halilintar menghujam otak

Hujan badai sudah biasa

Tetapi hati menggelora, berontak tak berdaya

Raga terkoyak, sukma teriak

Jagat raya jatuh, alam semesta runtuh, bumi rusak

Biar raga terkoyak, biar badan luluh melepuh

Sukmaku masih bisa teriak

Super Menopause!!

Kedua pasangan suami istri yang biasanya ramai, kini sepi, walaupun ketujuh anaknya berceria berusaha memberi hati. Senda gurau di beranda, canda tawa di depan meja, bercengkrama penuh gerak di atas rumput kebun diterangi mentari telah tiada.

Suami pergi cari duit di pagi hari hampa tanpa kecupan pipi dan ucapan hati-hati istri. Rutinitas kembali bergulir tidak muncul intermezzo-intermezzo menggelitik di antara mereka. Semuanya sirna tanpa suara.

Anak bungsunya berusaha merekatkan mereka, anak pertama memberi tawa, anak kedua menasehati, anak ketiga membuat janji-janji, anak keempat menarik tali supaya tersambung kembali, dan anak kelima memberi puisi. Semuanya gagal total.

Sicikal harus rela memberi kamarnya buat bapaknya. Sekarang setiap malam mereka tidur terpisah peraduan. Ketika duduk di kursi panjang lambang kehangatan keluarga, mereka berada di setiap ujung kursi, seakan menanti sesuatu yang tak pasti.

Suami hanya terdiam beku. Sedangkan sang kekasih ramai berkicau meracau tentang segala hal yang tak perlu. Melempar segala materi di depan pandang.

Walaupun begitu suami tetap tabah. Berangkat pagi pulang tepat waktu. Dia berkata pada anak-anaknya yang masih kecil-kecil itu,"Ibumu lagi sensitif, biarkan saja nanti juga hilang sendiri". Ketujuh anaknya mengangguk tanda mengerti dan saling tanya maksud si Bapak.

Di malam sepi yang dingin masih terdengar alunan irama detik-detik air yang jatuh dari langit mengalun seperti alunan minuet. Sang istri berusaha mendekati suami, dengan muka memerah dan mata berair ia berusaha berkata.......,"mas! Dokterku bilang aku sudah uzur! Walaupun usiaku masih muda tapi.........aku sudah tua". Suaminya dengan muka tak berekspresi menimpali,"maksudmu itu apa Jeng? Penyakit apa yang sehingga membuat kita begini?." Ini bukan penyakit mas! tapi......katanya......aku divonis MENOPAUSE! Hujan pun turun membanjiri bumi, sang kodok mengolok. Suami hanya tertawa tergelak, berkata, "Jeng cepat atau lambat hal itu akan menimpa setiap wanita!". Tertawanya makin lantang, sang istri yang menangis tersenyum melihat kebahagiaan suaminya dan sudah tentu dirinya.

Sementara itu ketujuh anaknya yang dari tadi mengintip, saling bertanya,"Penyakit
MENOPOS?, apa itu?". Anak kedua dengan sok tahunya menjawab,"Itu penyakit buat orang yang sudah tua, seperti penyakit Keropos, nah kalo menopos itu menyerang hati bukan tulang". Sementara anak pertamanya terdiam menangis disudut ruang. Semuanya saling bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi. Anak keempat bertanya,"Kamu kenapa? kamu tau apa itu menopos?'. Anak pertama menjawab dengan histeris,"Menopos itu penyakit mematikan sama seperti deengan penyakit EIDS!

Kecil hatiku tersandung ilmu

Kecil hatiku bersandung ilmu/Belenggu kenaifan serta modernisasi/Tak dilihat kembali pluralisme dan primordialisme/Yang terbetik hanyalah sisi-sisi Internasionalis-ku/Doktrin-doktrin nasionalis, buatku tidak mungkin.

Aku bukanlah agamis atau atheis/Aku takut keatheisan justru menceburku masuk dunia munafik/Aku segan dan malu jika aku beragamis/Tertawa dan gembira diriku hidup di dunia bebas tanpa beban-beban isme/Galurku hanyalah bagian kecil rakyat dunia.


  • Buat teman-temanku yang hidup seperti sebuah wayang-wayang tanpa dalang yang merasa dirinya lebih maju dengan menuruti nafsu.

26.6.08

Eksekusi

Lima menit sepi tentram terdiam
Lima menit kacau kusut serabut jiwa
Di keliling tiang besi, di tengah aku terpojok

Bunda maafkan insan, anakmu jahanam
Tuhan ampuni semua daftar hitam yang menodai kertas putihmu
yang ditoreh telunjuk-telunjuk kotor

Badanku kering terhempas angin jadi debu
Raja alam kupersembahkan tengkorak
Lima detik terbang di ujung pedang tajam penjagal

Duniaku punyaku, nerakamu itu duniamu

Disebuah dunia tak berwarna dan sebiru seperti ini, seorang anak kecil hitam kurus melangkah keluar dari neraka panas demi berjalan menuju seseorang yang melangkah acuh di depan pintu kesengsaraan, bertanya padanya, “Paman! Kenapa aku harus berada di neraka sengsara sedangkan aku ini hanya anak kecil yang tak bersalah, tak berdosa? Disaat aku harus belajar memahami hidup, kenapa aku harus berada di sini?

Lelaki itu berbaju hitam dengan celana panjang putih berdasi lambang-lambang kebanggaan dan berkopiahkan kemunafikan serta bersepatu martabat tetapi denegan sol dipenuhi tahi dan lumpur, penuh ditancapi paku berkaratkan kebobrokan memayungi utopia.

Aku pernah beberapa kali – dengan penuh perjuangan – mengintipnya sedang membuka pakaian-pakaiannya, kulihat celana dalamnya yang telah berwarna kusam, berlubang di sana-sini. Kaus dalamnya dilengkapi dengan sobekan dan berwarna coklat, baunya tercium sampai luar ditebar penulis-penulis seperti aku. Saat ia membuka semua baju dalamnya kulihat ulat-ulat kebusukan, belatung kelicikan melekat di kulitnya, bau busuk semakin pekat tercium.

Tahukah apa yang dia jawab, “nak! Duniamu itu neraka, dan aku di surga. Duniaku punyaku dan nerakamu itu duniamu, sebaiknya kamu masuk, aku takut kamu akan terkena penyakit sepertiku. Duniamu itu suci penuh kejujuran. Jangan sampai kamu terpercik oleh penyakit kemunafikan ini yang berepidedemi di duniaku, uruslah hidupmu di duniamu untuk kehidupan di dunia lainmu!”

Mendengar ucapan itu sang anak berlari masuk seraya tersenyum bahagia. Anak itu berhenti berdiri di deepan pintu masuk, berbalik dan berteriak pada lelaki itu, “masuklah! Hidup denganku penuh kejujuran”. Lelaki itu berkata “tidak! Aku masih punya urusan-urusan kebusukan lain”. Anak itu menimpali,”uruslah duniamu!” sambil kemudian berlari kencang menyongsong surga baginya.

Bukan “guru” tapi guru

           Seorang “guru” yang baik adalah pengalaman, tapi bukan berarti saya tidak membutuhkan seorang guru di sampingku. Guru yang dimaksud di sini yaitu guru seorang manusia. Bagaimana pun untuk memperolah “guru” saya harus dibimbing seorang guru. Bukan berarti juga seorang murid yang baik adalah murid yang selalu patuh pada guru. Murid yang baik itu, murid yang mampu menerjemahkan segala perilaku dan ucapan guru menurut akal kreatifnya, dengan begitu murid akan mempunyai suatu pemikiran yang lebih mendalam terhadap ilmu dibanding gurunya, entah kapan.

          Tidak mungkin seorang guru tidak mempunyai ajaran, seorang guru disebut guru karena ia mempunyai setitik ajaran
           
          Aku adalah setitik kapas ringan yang bebas, guru-guruku adalah matahari, gravitasi bumi, ketinggian dataran, air dan ombak, dan suhu bumi. Aku bergerak karena guru-guruku yang memberikan ajaran suatu angin. Aku terdiam jika guru-guruku menghendaki tidak memberikan ajarannya. Aku akan maju, berbelok, naik membumbung angkasa meraih awan-awan impian dengan harapan menggapai satu titik saja bintang keagungan.

          Entah apa jadinya aku, jika hidup tanpa tiupan ajaran? Akan jadi apa aku, jika terbang tanpa guru bukan “guru”?



buat Abdul Rivai

BESAR!!

Negara dalam keadaan darurat
Orang sibuk memikirkan nasibnya sendiri
Orang sibuk berpolitik cuap-cuap demi kumpulannya
Orang saling fitnah, memojokkan, menghujat sampai berseloroh tentang apa yang akan terjadi.

Tapi itu pekerjaan orang BESAR

BESAR kepala, BESAR omong, BESAR perut ataupun BESAR dosa!!!
Kami orang kecil hanya menginginkan satu keadaan di negeri ini
”Sedikit orang yang berkelebihan, tetapi lebih sedikit orang yang kekurangan”

One Night Album (Album satu malam)

Aku harus menemukan diriku.
Kamulah satu-satunya lelaki yang tahu.
Sehingga aku meniru segala tingkah lakumu.
Aku kesepian.
Aku akan tetap kesepian.
Sampai aku menemukan diriku.

Terlalu banyak waktu berlalu.
Terlalu banyak kata yang terucap.
Aku mencoba bersembunyi
Sembunyi dari semua yang kutahu.

Tidak ada gunanya kulihat orang lain.
Tidak ada gunanya aku tiru orang lain.
Aku akan tetap dan selalu kesepian.
Sampai aku menemukan diriku sendiri.

--

Kamu bukan siapa-siapa
Sekali di pisah tak bisa di satukan lagi.
Sekali di urai tak ada yang bisa di gapai lagi.
Berjalan sendiri.

Masa depan di depan mata.
Namun masa lalu masih saja tertawa.

Dia pernah dan masih percaya pada semua cerita yang diceritakan.
Suatu waktu dia menceritakannya kembali.
Namun dia bercerita mengenai sisi lainnya.
Dia yang dilupakan, akan selalu menjadi debu untuk selalu diingat.
Aku hanya mau berkata.
Kamu bukan siapa-siapa.

Dia masih tetap tidak menginginkannya.
Dia masih tidak melukainya juga.
Semuanya menusuk dan terbakar menuju matahari.
Semuanya percuma.
Aku hanya mau bilang.
Kamu bukanlah siapa-siapa.

--

Anak ini telah merebut cintaku.
Suatu waktu dia akan menyesal.

Anak ini tidak terlalu bagus buatmu.
Walaupun anak ini cinta padamu.

Anak ini akan bahagia hanya karena mencintaimu.
Tapi Anak ini akan tidak bahagia jika melihatmu menangis.

Anak ini tidak apa-apa jika dikhianati.
Tapi anak ini tidak pernah merasa apa-apa

Anak ini, ya hanya anak ini…..

--

Semuanya telah hilang ke laut.
Aku juga.
Ketika semua orang tak bisa menggangguku
Walaupun hanya sehari.
Walaupun hanya ada dalam mimpi

Jika kamu mau.
Semuanya telah hilang ke laut.;

Ya aku akan tidur sendiri.
Makan dan minum buat sendiri.
Tidak bersosialisasi.
Hey tapi aku masih punya mobile phone.

--

Jatuh ke sungai.
Meliuk pasrah mengikuti arus.
Terbalik, terjungkir, tenggelam.
Jika saja aku tidak jatuh.

Kuraih kayu mengapung.
Kugapai batu yang memang membatu.
Ku ikuti saja buih-buih itu
Jika saja aku tidak jatuh.

Aku jatuh kedua kalinya.
Badanku basah, aku tak berdaya.
Atas dan bawah yang kulihat hanya air.
Kiri dan kanan semuanya air.
Menukik tajam.

Jika saja aku tidak jatuh.
--

Ada belatung di mana-mana
Ada belatung di kasur empukku.
Ada belatung di bangkai tikus.

Mereka berbicara.
Saling tukar bicara.
Mereka bersuara.

Mereka ada ditempat yang busuk.
Mereka selalu mengincar tempat yang akan menjadi busuk.
Semua yang di dunia ini akan membusuk.
Sampai batu pun akan membusuk.

Jangan dengar suara mereka.
Jangan tanggapi omongan mereka.
Sekali terpeleset kamu akan berubah menjadi belatung seperti mereka.
Sekali tersandung kamu akan dihinggapi mereka dan membusuk perlahan.

Kamu belatung.
Jika kamu dengar omongan mereka.
Jika kamu termakan fitnahnya.
Jika kamu memang seperti belatung.

Mereka ada di televisi.
Mereka ada di radio.
Belatung-belatung itu kebanyakan perempuan.
Walaupun bukan perempuan mereka bertingkah seperti perempuan.
Walaupun bukan perempuan mereka punya sedikit sifat perempuan.

Omongan-omongan mereka provokatif.
Tidak ada sisi positif.
Semuanya negatif.
Kita harus antisipatif.

Buat anak kita.
Buat anak remaja kita.
Buat saudara kita.
Buat kawan dan rekan kita.
Buat generasi kita.
Belatung tidak akan pernah musnah.
Mereka selalu lahir dan dilahirkan kembali.
Karena tidak ada belatung yang makan belatung.

--

Aku terlalu berharap banyak

Aku selalu berharap aku bisa teriak keras dan lancing
Aku selalu berharap aku dapat mengejar dan meraih apa yang aku inginkan
Aku selalu berharap aku dapat selalu mencintai dan dicintai
Aku selalu berharap aku dan orang lain menganggap aku sebagai orang biasa
Aku selalu berharap aku dapat percaya dan dipercaya
Aku selalu berharap aku dapat membuka pikiranku untuk orang lain
Aku selalu berharap aku mampu memberikan bantuan buat yang butuh bantuanku
Aku selalu berharap aku tidak pernah menganggap orang lain rendah
Aku selalu berharap aku tidak pernah menanggap orang lain terlalu tinggi bagiku
Aku selalu berharap aku selalu selalu menganggap orang lain dan aku sendiri sama
Aku selalu berharap aku tidak pernah berubah
Aku selalu berharap aku mampu

Makan Hiperbola

Pagi ini aku duduk di teras kayu rumahku. Get a pack of cigarette  get a cup of coffee, and listening music and stuff on the radio, and then I start to light a smoke on my lips.

I see many old people walking slowly in the street. Their have a white hair with wrinkle on their skin. I smile and laugh at them. Dalam pikiranku...aku masih muda dan rambutku masih hitam. Sungguh munafiknya aku, tapi haruskah aku merasa tua, ya aku tidak harus merasa tua tapi tidak sepatutnya aku menertawainya.


Aku lihat seorang wanita muda seusiaku -mungkin- berjalan di trotoar depan rumahku. I smile but I'm not laugh at her. I adore her just the way she was. I can't tell her directly the words...the words it say "Are U Gonna be my Girl?"
Big boobs, with a long brown hair. Jet said that on the radio. Physically it's not my type of woman.


Berhenti bicara soal wanita!

ini hidupku, setelah aku mendapat uang itu aku lebih senang hidup senang. aku tidak usah memikirkan negara, orang lain, atau apapun yang menjadi beban buatku.
"hari ini aku ngapain ya?" kekayaan fisik bagiku bukan apa2. semua itu bakal rusak tak berbekas. televisi, stereo sistem, handphone, hal-hal yang aku butuhkan hanya alat masak, mesin cuci, gitar akustik, beberapa perabotan rumah esensial, radio kecilku, dan suplai rokok dan kopi yang tak terbatas. itu saja! aku tak butuh baju mewah. Andai saja tidak ada orang yang akan mengatai aku gila dan andai saja aku tidak akan masuk penjara, aku lebih memilih tak berbaju..hahahaha. aku lebih senang duduk santai, main ke pantai atau ke gunung (tapi aku lebih memilih ke pantai). Berjemur walau kulitku sudah hitam, traveling, kuliner, dengar musik, buat lagu, buat puisi, .... atau sekedar ngobrol santai dengan orang yang baru pertama kali ku kenal.

siang itu aku memutuskan untuk makan di rumah makan pojok itu, aku lupa namanya, namanya agak ke-jawa-jawaan. ditempat itu banyak mahasiswa dan pekerja kantoran yang sedang makan siang. terkejut sekali ketika aku melihat menunya....banyak sekali. nasi menjadi kehormatan -seperti biasanya- ku ambil pertama kali, aku menyesal sekali, aku kan ingin sekali mengubah tradisi nasi yang diambil pertama kali. tapi tak apalah..sudah terlanjur. aku melihat-lihat lauk-pauk yang disimpan begitu saja pada alas seperti panci itu...ah aku tak tahu namanya...jika mi goreng itu dicampur nasi kayaknya seperti jeruk makan jeruk, aku butuh protein! ada ayam goreng, ayam bumbu, rendang, ikan laut 4 macam, cornet, ... sebelum masuk ke warung ini aku melihat kucing yang sedang mengejar-ngejar ayam, jadi aku memutuskan menu proteinnya adalah ayam, tapi banyak sekali jenis ayam di sini. ayam goreng, ayam bumbu, ada ati-ampela, ada juga ayam kampus, tapi yang terakhir itu tak mungkin ku makan..hehehe..tapi aku secara tidak sadar telah mengambil ati-ampela. ati-ampela boleh juga, katanya mengandung protein dan zat besi yang banyak, buat nambah darah. sayurnya? walaupun nasi telah terdapat serat yang berguna bagi pencernaan tapi aku masih butuh sayur...sayur yang mengandung vitamin E, B, G, D, A, E lagi. sayur senar gitar yang harus aku makan kalau begitu, ops tapi aku bukan orang gila yang makan senar gitar. loooh..secara tidak sadar lagi, sayur lodeh sudah berceceran di atas nasi putihku, ah tak apalah...cacing dalam perutku terus berteriak "krupuuuk..krupuuuk..krupuk.." oke cacing sekarang kalian menang, aku akan ambil kerupuk putih yang renyah ukuran jumbo ke hadapan kalian. tak tanggung-tanggung aku ambil sekitar tujuh buah krupuk. pikirku, jika cacing-cacingku kacau maka aku pun akan kacau, dalam hal ini aku harus kerjasama dengan mereka. jadi menuku hari ini adalah nasi+ati ampela+sayur lodeh+bertumpuk-tumpuk kerupuk.


aku duduk di kursi yang berwarna biru dengan meja biru setelah aku ambil air dengan gelas biru juga, untungnya airnya tidak biru. kaos dan celana jeansku biru juga...aku baru sadar ternyata celana dalamku biru juga, oke stop tentang biru!


suapan pertama begitu nikmat selanjutnya terserah nafsu makan dan cacing-cacingku. dengan manuver yang indah aku lakukan suapan kelima. suapan keenam kulakukan setelah sebelumnya sendok melakukan terbang 75 derajat dengan kecepatan sedang dan berhenti beberapa detik di udara dan dengan tiba-tiba dari ketinggian 1,2 meter dari tanah menukik tajam dengan kecepatan tinggi melebihi kecepatan suara masuk ke gua yang penuh bakteri. seketika demonstrasi terjadi di alas makanku. krupuk-krupuk melakukan orasi meminta keadilan. mereka berteriak "Jangan acuhkan kami hai penguasa, kami memang ringan tapi jumlah dan volume kami besar. jangan lantarkan kami begitu saja" lalu sekrupuk diantara mereka berpekik "Penguasa penipu, kamu janjikan pada kami, tapi kamu ingkari!" setelah perdebatan yang memakan waktu berabad-abad dan biaya yang tak terhingga, penguasa akhirnya setuju untuk memakan mereka setelah mereka melempem, dan penguasa hanya tertawa hahahahahaha....


Irony of Love

Dia merangkak sendiri di bawah hujan deras, sekujur badan penuh darah, badannya lusuh tak berdaya. Air mata sedihnya tersembunyi di balik tetesan deras air hujan. Suara erangannya tersamar bunyi gelegar halilintar, sinar kesedihannya tertutup cahaya kilat. Di titik akhir hidup semua keindahan-keindahan fana dunia tergambar jelas di matanya.

Saat dia mendapat seorang anak kecil yang mungil dari istrinya yang cantik. Saat pertama kali ia melihat anaknya memanggilnya ayah dan berjalan untuk pertama kalinya di bumi. Saat ibunya menangis melihatnya di televisi membawakan acara berita perdana. Saat ayahnya mengajarinya naik sepeda.

Ada satu masa yang tidak bisa digambarkan secara gamblang, yaitu suatu saat ia bertemu dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang gadis yang menurutnya cantik rupawan. Saat itu adalah masa ketika kepalanya dipenuhi serbuan-serbuan isme-isme yang menyesakkan, baginya maupun bagi orang yang mendengarnya. Teman diskusinya pernah suatu waktu mengatakan padanya “tidak ada itu cinta pada pandangan pertama, ilmu psikologi pun menolaknya, sulit dibuktikan secara ilmiah”. Temannya yang berjanggut lebat itu pun mengatakan maksud yang sama dengan latar belakang yang berbeda “kamu harus hati-hati, cinta pada pandangan pertama itu lebih cenderung mistis dan takhayul, tidak jelas arahnya, kamu tidak mau kan nantinya terjerumus pada praktek pemujaan”. Temannya yang memakai baret mengatakan “Gak ada unsur perjuangannya yang namanya cinta pada pandangan pertama itu, walaupun ada pasti ada unsur-unsur politis yang melatarbelakanginya, kamu harus hati-hati, tidak ada yang murni, sama sekali tidak ada, penuh intrik dan konspirasi”. Malah seorang tukang becak berkata padanya “Cuma ada satu jenis cinta pada pandangan pertama, ketika ada seorang ibu yang memanggilku untuk mengantarkannya ke pasar, yang seperti itu tak ada pamrih kalau ngasih upah, biasanya juga yang namanya cinta pada pandangan pertama suka kasih uang dan ia gak minta kembaliannya”. Seorang temannya yang lain yang beretnis cina pernah berkata “lu beli baju balu, lu suka, lu pake, cocok dan keliatan bagus, yang gitu yang namanya cinta pada pandangan peltama, makanya lu musti liat-liat baju oe’ punya”.

Tapi dia mengalaminya sekali waktu itu. Hari-hari itu begitu indah. Hujan air ibarat hujan bunga. Uang seribu rupiah nampak satu juta rupiah. Kemana mata memandang muka orang semuanya nampak tersenyum padanya. Dua jam terjebak dalam kemacetan dalam bis kota sambil berdiri bertopang pada pegangan dalam bis tak dirasanya.

Hari berlalu, rasa itu masih ada. Ia berpikir mungkin ini saatnya untuk menunjukan rasa sebenarnya yang telah terpendam lama.

Pagi itu dalam kamar mandi yang telah terisi bak mandinya terdengar lantunan melodi cinta diiringi musik percikan air, suara gayung yang terbentur pinggiran bak mandi juga terdengar mengiringi lagu cintanya bak perkusi. Kemeja putih garis-garis kecil biru telah tergantung rapi siap dipakai. Dipadukan dengan celana panjang pantalon hitamnya yang dibalut sabuk abu-abu. Parfum yang dipakainya membuat lima ekor kucing, seekor anjing kampung, ratusan nyamuk, puluhan ekor lalat yang mengerubungi bangkai tikus, dan sebelas ekor cicak semaput menghirup bau parfumnya. Puluhan ekor kutu bergerutu sambil meninggalkan kepalanya, minyak rambut yang dipakainya terlalu banyak selain berbau sangat tidak enak juga membuat kota kutu menjadi licin dan tidak mungkin untuk diloncati. Mereka akhirnya pergi ke tempat lain yang berambut juga walaupun tidak setebal rambut di kepala.

Ia akhirnya berangkat dengan penuh semangat dan dipenuhi teriakan, cacian, makian, umpatan, dan doa-doa makhluk yang dizalimi dari kucing, anjing, lalat, cicak, dan kutu rambut.

Ia dekati perempuan itu dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Ia sapa perempuan itu dengan lembut. Tak disangka perempuan itu tersentak kaget luar biasa. Perempuan itu meminta maaf karena sebelumnya telah menonton film horor dan perasaan horornya itu masih terbawa keluar. Keakraban akhirnya terjalin secara instan, atau mungkin super instan.

……………….

Waktu berlalu sangat cepat, ia keluar dari ruangan itu dengan langkah gontai seperti dewa mabok. Raut mukanya turun, matanya berkedip-kedip perlahan. Dia duduk dipinggir sahabatnya seorang tukang becak. Kedua tangannya menutup muka, dia usap-usap kepalanya sendiri. Temannya si Tukang Becak bertanya “Ada apa?” Dia menimpali dengan muka lusuhnya, “mang becak! Dia Cuma bilang begini, “kamu siapa?” terus dia bilang “kenalin pacar saya yang baru, kami baru jadian tadi malam!”


Bagaimana kalau aku loncat sekarang,kamu belakangan

Aku Loncat sekarang.
Kusebrangi sungai sekarang.
Aku sudah tidak peduli lagi sekarang.
Tulangku remuk atau dagingku terkoyak.
Atau rambutku merontok jatuh meluruh tanah.
Di sini aku sekarang.
Di tepian dimana hidup terbukti merupakan pilihan.
Bayangan di belakang hanyalah ilusi mata.
Fokusku tetap terfokus.
Tanganku tetap merentang.
Mata tetap tajam menatap.
Yakinku tetap kuyakini.
Badan dan jiwa hanya titipan.
Tidak berarti sama sekali.

Ucapanmu itu lho yang buat aku seperti batu

Aku benar-benar tidak
bisa menerima ucapanmu

Yang kemarin dulu itu bukan dirimu yang sebenarnya
Kamu berkamuflase menjadi sebuah ornamen antik yang unik terdiam tergantung membeku
Tak bermakna, sepi, tanpa jiwa suci

Mulai detik berlalu, aku bukan teman yang menyejukkan, hanya setitik kotoran hitam yang terselip di antara bulu hidung pesekmu bagimu……



September 2000

ada apa?

Ada apa sih?Ada apa sih?Ada apa sih?Ada apa sih?

Seorang anak kecil bertanya-tanya pada setiap orang yang dilaluinya.

lima orang lelaki memukul sampai mati temannya hanya karena uang seribu rupiah,Ada apa sih?
puluhan demonstran melakukan tindakan-tindakan anarki sampai salah seorang dari mereka mati ditembak polisi,Ada apa sih?
lima remaja putri mati terinjak-injak dan kehabisan napas demi melihat bintang pujaannya,Ada apa sih?
seorang anak yang seharusnya tidak menanggung beban hidup mati gantung diri di depan kedua orang tuanya,Ada apa sih?
seorang guru ngaji mati dipenggal kepalanya karena disangka telah melakukan praktek santet,Ada apa sih?

mendadak ada seorang kaya merasa bangga karena telah melakukan penyuapan,Ada apa sih?
para wakil rakyat meminta kenaikan gaji sementara rakyatnya sekarat dan melarat,Ada apa sih?
seorang pegawai negeri menyuap atasannya demi mendapatkan mobil dinas yang diprediksi akan secara otomatis menjadi hak miliknya,Ada apa sih?
pegawai pemerintah beramai-ramai membawa infentaris kantor ke rumahnya,Ada apa sih?

remaja-remaja putri diseluruh indonesia ramai-ramai memakai tank-top 'all you can see my puser',Ada apa sih?
bapak menghamili putrinya,Ada apa sih?
dukun di hakimi massa karena telah mencabuli puluhan pasiennya,Ada apa sih?
seorang artis top yang telah melakukan naik haji berpose telanjang seraya mengucapkan "demi tuhan itu adalah seni",Ada apa sih?
seorang kakak mencabuli adiknya yang baru berusia lima tahun setelah menonton vcd porno koleksi bapaknya,Ada apa sih?